Rabu, 02 Mei 2012

Madrasah terbaik bagi pendidikan anak adalah IBU

Allah benar-benar telah karuniakan kelembutan, kasih tiada batas dan kesabaran, pada setiap ibu Muslimah untuk mdndidik anaknya.  ibu adl guru pertama, terbaik dan selamanya .  bagi anaknya, ibu adl kebenaran, ibu adl teladan, ibu adl teman dan lindungan. karena posisi ibu sungguh tak tergantikan, maka Allah berikan tugas mahamulia, ummu wa rabbatul bait ( ibu dan pengurus )
ibu tak wajib berjihad, tiada perlu shaff terdepan, mengurus suami, dan anaknya adalah pahala menyamai jihad dan shaff terdepan shalat. maka wajar bila wanita dikatakan tiang negara, bila gagal wanita dalam pendidikan anak , maka negara tinggal menunggu kehancuran.
ulama masa depan ditangannya, penjahat masa depan ditangannya, dia bisa menentukan masa depan dengan didikannya . itulah ibu. namun sayang, saat ini banyak ibu Muslimah yg merasa bahwa mendidik adl sekedar menyekolahkan anak dan menjamin bayar SPP.
kebanyakan ibu Muslimah merasa mendidik adl menyerahkan anak pada guru, atau bahkan pada pembantu.atau mungkin ada yg merasa mendidik hanydidikan orangtua tak dapat diwakili oleh guru dan sekolah, bukan juga hanya dengan bentakan dan tamparan , itu bentuk kemalasana sekedar rsuara lantang, menyuruh ini dan itu, melarang ini dan itu , semua bisa jika hanya itu
perhatikan ayat Allah QS 17:24, disitu Allah memerintahkan anak untuk selalu berdoa buat orangtuanya, renungkan isi doa itu "Dan rendahkanlah dirimu thdp mereka berdua dgn penuh kesayangan dan ucapkanlah Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya (orangtuaku), sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika kecil" (QS 17:24)
apa yg akan kita jawab sebagai orangtua atas doa ini? pantaskah kita mendapatkannya padahal kita lalai mendidik mereka?
waktu ibu lebih banyak di kantor dibanding bersama anak ibu , ini maksudnya "sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika kecil"?
ibu tak sabar, lebih banyak cemooh yg keluar saat mendidik , inikah maksud "sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika kecil"?
ibu tak teladankan yg baik, sibuk menonton sinetron, inikah arti "sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika kecil"?
ibu tak hafalkan Al-Qur'an, tapi harapkan mereka hafalkan, inikah "sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika kecil"?
suatu saat ketika kita sudah tua, jangan sampai menyesal bila mereka bertindak maksiat | porsi kita ada disitu karena gagal mendidik. uatu saat nanti di alam kubur, jangan sampai menyesal saat bukan amal baik yang dia hadapkan pada orangtuanya , mungkin porsi kita juga.  "Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil"
maka didiklah mereka, agar kita pantas didoakan.didiklah anak-anakmu, dengan lisanmu, dan amalmu sendiri, agar dengan bangga kita sampaikan pada Allah, "aku telah mendidiknya"peluklah anak-anakmu dengan dekap mesra, berilah sebagian besar waktumu padanya, agar tak ada hujjah yang bisa menggugatmu wahai ibu.
hormatkui pada Muslimah yg telah menjadi ibu, doa kami pada mereka semua agar lahir anak-anak hebat dari tangan dan lisan merek

Selasa, 01 Mei 2012

Menyusui itu ibadah terindah bagi seorang Ibu

Gerakan pemberian ASI didukung larangan iklan susu formula, sangat penting untuk mendobrak mitos yang telanjur melekat di benak masyarakat bahwa susu formula lebih baik dari ASI.
Selama ini, iklan susu formula cenderung menyesatkan. Digambarkan, susu tersebut memiliki kandungan mineral penting yang bisa mencerdaskan anak. Padahal, kandungan susu formula tak sehebat ASI. Sudah banyak penelitian membuktikannya. ASI makanan terbaik bayi baru lahir sampai dua tahun, tiada bandingannya.
Sayang, banyak ibu-ibu terbujuk dengan iklan tersebut, terlebih para ibu pekerja (sibuk). Lebih ironis lagi, kalangan atas yang notabene terdidik, lebih mempercayakan kecerdasan anaknya pada susu sapi formula. Padahal meski mahal dan gengsi, tetap saja tak seideal ASI. Lagipula, konsumsi susu saja tak menjamin anak cerdas tanpa rangsangan sejak dini. Sementara rangsangan itu paling efektif diberikan saat menyusui.
Perlu diingat, susu formula yang diperas dari sapi, didesain agar menyamai ASI. Nutrisi seperti Omega-3, DHA, AA/ARA pun dibenamkan. Hanya, sehebat apapun, tak ada yang bisa menyamai ASI 100 persen. Bahkan dalam prosesnya, kerap membahayakan bayi. Seperti ditemukan kandungan melamin dan bakteri beberapa waktu lalu.
Yang paling penting, ada sistem imun dalam ASI yang tak ada dalam susu formula. Bayi ASI lebih kebal penyakit dibanding bayi bersusu sapi. Soal kecerdasan anak ASI, jangan tanya lagi. Buktikan sendiri!

Bukti Sayang Allah
ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus hak bagi si bayi. Ibu mendapatkan anugerah luar biasa untuk menjalankan kewajiban memberikan ASI itu pada buah cintanya.
Firman Allah SWT: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Jika pemerintah baru tahun depan mengingatkan kembali pentingnya ASI, Allah SWT telah berabad-abad lalu mengingatkan manusia akan pentingnya ASI. Jauh sebelum ada penelitian yang membuktikan bahwa dua tahun pertama merupakan 'The golden age', masa keemasan bagi anak.
Karena itu, disunahkan bagi ibu menyusui anaknya selama dua tahun. Artinya, sangat dianjurkan oleh para ibu untuk melaksanakan tugas kodratinya ini, kecuali kondisi darurat.
Jadi, sangat disayangkan jika kaum ibu mencari-cari alasan untuk mengabaikan tugas menyusui ini. Seperti alasan bekerja, air susu kering atau sedikit (takut bayi tidak kenyang), atau takut merusak keindahan payudaranya.
Saking pentingnya ASI, bahkan Allah SWT memerintahkan untuk mencarikan ibu susuan bagi si bayi, bila ibu kandungnya tak sanggup menyusui dengan alasan syar'i. Tentu saja, Allah SWT tidak memerintahkan bayi untuk menyusu pada sapi, sebagaimana diperankan susu formula. Dengan demikian, hak bayi untuk menyusui tetap terpenuhi.
Kita bisa bercermin pada kisah Nabi Musa, di mana dalam keadaan sangat darurat pun, ibundanya berusaha mencari cara agar tetap bisa menyusui sang buah hati (QS Al-Qashash: 7). Allah pun berkenan mengabulkan doanya, ketika istri Fir'aun mencari ibu susuan dan pilihan jatuh pada ibunda Musa (QS Al-Qhashas: 12). Kita, dalam kondisi normal, masihkah berdalih menolak menyusui demi masa depan buang hati?
Di sisi lain, ibu susuan 'disetarakan' dengan ibu kandung. Ini menunjukkan pentingnya menyusui dan hukum-hukum yang kemudian berlaku. Saudara sepersusuan menjadi mahram (QS An-Nisaa':23).

Ibadah Terindah
Menyusui bayi, terlebih yang baru lahir, adalah aktivitas yang sangat indah. Mungkin sakit bagi si ibu, sulit bagi si mungil, tapi sungguh pengalaman berharga yang tidak ada bandingannya. Bagaimana ibu-bayi berinteraksi intensif untuk pertama kalinya setelah beberapa menit yang lalu si bayi masih di dalam perut sang bunda.
Menyusui bukan sekadar proses pengaliran ASI ke mulut bayi agar bayi kenyang dan tenang. Menyusui adalah saat penyaluran kasih sayang, pendidikan sejak dini dan ibadah. Ya, jadikan proses laktasi sebagai ibadah, bukan sekadar insting keibuan. Berapa kali bayi mereguk ASI sehari, kali dua tahun lamanya. Senilai itulah pahala yang didapat ibu. Betapa murah dan mudahnya mendulang pahala bagi para ibu shalihah ini.
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui bayinya, “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah Subhanahuwata'ala.”
Subhanallah, pelajaran yang sangat berharga. Betapa mungkin kita lupa, menyusui adalah bentuk investasi kita di dunia dan akhirat. Saat menyusui, adalah saat paling efektif untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sang buah hati. Ajaklah bicara, kenalkan pada Rabb-Nya, beri sentuhan kasih, dan tatap mata polosnya. Semoga anak kita menjadi anak yang bersyukur pada Rabb-nya dan orang tuanya.
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman :14)
Jadi tunggu apalagi, wahai para ibu, susuilah anak-anakmu

Akar Kebencian Kristen Terhadap Islam 2

Sebenarnya akar permusuhan Kris-ten terhadap Islam bukan disebabkan oleh kesalahpahaman umat Islam ter-hadap agama itu, atau oleh karena luka lama Perang Salib. Ketidaksukaan orang Kristen terhadap Islam lebih fundamental dari itu, yakni karena penolakan Alquran secara tegas tentang penyaliban Nabi Isa dan konsep trinitas. Penolakan ini berarti juga pengingkaran/pengabaian terhadap keyakinan yang selama ini dipegang erat oleh kaum Kristen. Jadi akarnya terdapat di dalam Alquran.

Para ulama terdahulu menulis karya-karya yang mengkritik keyakinan Kristen tersebut. Al-Ghazzali misalnya menulis Al Radd al-Jamil li Ilahiyati Isa bi Syarh al-Injil, Ibnu Taymiyyah juga menulis Al-Jawab al-Shahih Liman Baddala Din al-Masih. Tulisan mereka bukan propaganda tapi penje-lasan kembali tentang apa yang disampai-kan oleh Alquran. Tidak banyak orang Kristen yang mengerti bahwa di antara rukun iman dalam Islam adalah meyakini kenabian Isa as dan kitab yang dibawanya, dan bahwa Nabi Isa as itu bukan Tuhan atau anak Tuhan. Jika kitab Injil yang asli dapat dibaca pada hari ini tentu tidak ada pertentangan dengan Alquran.

Kaum orientaslis tidak mungkin bisa menoleransi dengan menerima kebenaran Alquran. Karena di dalam Alquran banyak sekali kecaman-kecaman terhadap doktrin-doktrin/pokok-pokok keyakinan agama Kristen. Contoh, surah Al-Maaidah ayat 17, Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." …

Lihat surah Al-Maaidah: 72, 73; Al-Maaidah: 73; An-Nisaa': 157, dan berbagai ayat lainnya.

Kandungan Alquran yang menge-cam ajaran Yahudi dan Kristen seperti itu telah dan akan menuai reaksi balik dari orang-orang Yahudi dan Kristen sepan-jang masa. Kaisar Bizantium, Leo III yang hidup pada tahun 717-714 M, artinya 85 tahun sepeninggal Rasulullah SAW, me-nuduh Al-Hajjaj Ibn Yusuf Al-Tsaqafiy, seorang Gubernur di zaman kekhalifahan Abdul Malik ibn Marwan (684-704M) telah mengubah Alquran.

Peter, pendeta di Maimuma, pada tahun 743, menyebut Rasulullah SAW sebagai nabi palsu. Yahya Al-Dimasyqiy atau dikenal juga sebagai John of Da-mascus pada tahun 740 M, menulis dalam bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen ortodoks bahwa Islam mengajar-kan anti-kristus. John of Damascus ber-pendapat bahwa Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh.

Ia juga mengatakan Nabi Muhammad menikahi Khadijah ra karena ingin mendapatkan kekayaan dan kesenangan. Ia bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsi terbukti dengan peristiwa menerima wahyu dari Jibril, dan hobi berperang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan (Daniel J.Sahas, John of Damascus on Islam: “The Heresy of the Ishmaelites”, Leiden: E.J. Brill, 1972, hlm.67-95).

Fitnah-fitnah dan sikap permusuhan sengit terhadap Islam tersebut terus berlanjut dan rupanya itu menjadi rujukan tulisan-tulisan modern para orientalis seperti yang terkenal saat ini, Robert Mo-rey dengan bukunya The Islamic Invation yang menyebar di negeri ini dan membuat keresahan Muslim di Indonesia pada tahun 2003.

Image buruk terus dilanjutkan, hing-ga Snouck Hurgronje (1857-1936) pernah mengatakan: “Pada zaman skeptik kita ini, sangat sedikit sekali yang lepas dari kritik, dan suatu hari nanti kita mungkin akan mengharapkan untuk mendengar bahwa Muhammad tidak pernah ada”. Snouck Hurgronje datang ke Aceh dengan meng-aku sebagai mualaf yang bernama Abdul Ghafar.

Pemikiran Snouck dituangkan dalam sebuah artikel pada tahun 1930 yang ditulis oleh Klimovich dengan judul, “Did Muhammad ever exist?”. Dalam artikel tersebut Klimovich menggiring pada suatu penyimpulan bahwa semua sumber informasi tentang kehidupan Muhammad adalah buatan belaka.
Jelas sekali bahwa orientalis klasik maupun kontemporer mempunyai ke-bencian yang sama terhadap Islam. Hanya mungkin berbeda dari cara dan stra-teginya saja. Namun pada intinya mereka menolak kenabian Muhammad saw dan kebenaran Alquran.

Sungguh Maha Benar Allah yang telah memperingatkan kita dengan sa-ngat jelas dalam Alquran, surah Al-Baqarah ayat 120,“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka

Akar Kebencian Kristen Terhadap Islam 1

Count Henri Decastri, seorang pengarang Perancis menulis dalam bukunya yang berjudul 'ISLAM' tahun 1896: "Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum Muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka. Semua hymne kami bahkan hymne yang muncul sebelum abad ke 12 berasal dari konsep yang merupakan akibat dari Perang Salib. Hymne-hymne itu dipenuhi oleh kebencian kepada kaum Muslimin dikarenakan ketidakpedulian mereka terhadap agamanya. Akibat dari hymne dan nyanyian itu, kebencian terhadap agama itu tertancap di benak mereka, dan kekeliruan ide menjadi berakar, yang beberapa di antaranya masih terbawa hingga saat ini. Tiap orang menganggap Muslim sebagai orang musyrik, tidak beriman, pemuja berhala dan murtad. Lalu dari mana dasar bahwa Kristen bisa menjalin hubungan baik dengan Islam?”

Kebencian Kristen kepada Islam bukanlah hal yang mengada-ada. Walau sudah demikian jelas faktanya, para pengikut ajaran Kristen malah sering balik menuduh bahwa pengungkapan fakta itu dianggap provokatif.

Tidak tanggung-tanggung, seorang Paus pun tak segan menebarkan kebencian kepada Islam.  Pada 12 september 2006, sehari setelah peri-ngatan serangan 11 september, alih-alih mengambil simpati umat Islam, Paus Benediktus XVI—pemimpin tertinggi umat Katholik di dunia—dalam  pidato ilmiahnya di Universitas Regensburg di Jerman, kembali mengulangi penghinaan terhadap Islam untuk ke sekian kalinya.

Paus berpidato dengan tema “kore-lasi antara iman dan logika dan penting-nya dialog antar peradaban dan agama”. Namun isinya melenceng. Paus Benedict XVI mengutip pernyataan Kaisar Byzan-tium abad ke-14 Kaisar Manuel II Palaeologus yang merupakan hinaan dan kecaman terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Ini berarti Paus Bene-diktus XVI setuju dengan penghinaan terhadap Islam seperti yang ia kutip dari dialog tersebut. Bahkan menurut Paus, pemahaman perang suci atau jihad bertentangan dengan tabiat Tuhan.

Pidato itu jelas menimbulkan ke-caman luas kaum Muslim. Beberapa hari kemudian Paus Benediktus XVI menyata-kan umat Islam salah memahami konteks ucapannya. Seolah-olah umat Islam di-anggapnya bodoh dan tidak paham konteks sebuah pembicaraan.

Sebuah Alquran palsu dengan nama "The True Furqan", dicetak di Amerika oleh dua perusahaan percetakan; 'Omega 2001' dan 'Wine Press'. Judul lain buku ini 'The 21st Century Quran', yang berisi lebih dari 366 halaman baik bahasa Arab dan Inggris.

Buku ini ditujukan sebagai pemal-suan Kitab Suci Alquran. Berbagai surah dinamai dengan surat-surat Alquran seperti An Nur, Al Fatihah, dll. "Bismillah" pada setiap surat diganti dengan "Bismil Abi, Wal Ibni, Waruuhil Quds" (dengan nama bapak, anak dan roh qudus).

Tahun 1999, The True Furqan sudah pernah menyerbu masyarakat. Edisi yang diterbitkan WinePress Publishing dengan mudah bisa dibeli di toko-toko buku di Amerika. Bahkan di dunia maya (internet) The True Furqan ini bisa diakses dengan sangat mudah. Ini menunjukkan adanya keseriusan dalam kampanye pemalsuan Alquran.

Dan mereka sendiri mengakui bah-wa, "Tujuan The True Furqan adalah sebagai alat penyebaran agama Kristen," kata Al Mahdy kepada Baptist News. Menurut Al Mahdy, sejauh ini kaum evangelis (pengabar Injil) belum berhasil menemukan terobosan penting untuk bisa menaklukkan dunia Islam.
Tak hanya dari kalangan rohaniawan bahkan tokoh politik barat pun membenci Islam. Masih sangat segar di ingatan kita, bahwa George W Bush dengan lantang mengajak dunia untuk memerangi siapapun yang berusaha menegakkan syariah Islam.

Hingga Karen Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen menulis dalam bukunya, "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam."

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya yang menyatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi tidak akan berhenti hingga Muslim mengikuti millah mereka (QS 2: 120). Demikianlah fakta dendam kesumat dan rasa benci orang Kristen dan Yahudi kepada Islam. Dan peringatan Allah tentang hal ini dalam Alquran sudah demikian jelasnya.

Di surah yang lain Allah SWT berfirman: “…Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi-kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. …” (Qs. Ali Imran: 118).

Tentang Yesus, Mesias dan Kristus

Dalam Bibel seringkali Yesus disebut sebagai Mesias dan juga disebut sebagai Kristus. Apa arti Mesias dan Kristus?
Mesias berasal dari bahasa Ibrani: massiach/massaha yang berarti, melantik; mengurapi; mengurut. Pemberian gelar mesias kepada seseorang menunjukkan bahwa orang tersebut telah dilantik dan ditentukan Tuhan untuk memegang jabatan tertentu dengan ritual meminyaki sebagai simbol pelantikan tersebut.
Mesias bagi Yahudi diberikan kepada seorang penguasa dan pemimpin agama serta panglima perang yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan dan perbudakan.
Menurut Michael Baigent, Mesias yang dinanti-nantikan para pengikut Yesus dalam hal ini adalah Kristen, adalah Kepala Pemerintahan sekaligus pemimpin agama.
Sedangkan menurut ajaran Yahudi, ajaran yang diyakini oleh Bani Israel, yang menjadi Mesias adalah Daud dan keturunannya yang telah dan akan menjabat sebagai Panglima Perang sekaligus yang membebaskan Israel dari penjajahan dan perbudakan. Hal ini tercantum dalam Kitab Penjanjian Lama II Samuel 7: 11 – 17.
II Samuel 7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
Namun kini kita melihat sosok Yesus. Apakah Yesus merupakan keturunan Daud as ‘menurut daging’ (secara biologis), seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam tulisannya Roma 1: 1-5? Dan ini juga yang diyakini dan menjadi doktri gereja selama ini?
Roma  1:3-4 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
Kalau kita membaca dalam Kisah Para Rasul 9:20, Matius 1: 18, 20, 24 dan 25 dalam ayat-ayat ini jelas-jelas menginformasikan bahwa tidaklah mungkin Yesus adalah keturunan Daud seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam Roma 1:3.
Selanjutnya kita melihat dari sang Ibu Yesus sendiri, Maryam. Dan ternyata ia bukanlah berasal dari garis keturunan Daud as namun dari garis keturunan Harun as.
Bagi umat Yahudi awal, yakni mereka yang hidup sebelum dan pada masa awal pergerakan Kristen, mereka tidak mengenal ajaran kepercayaan mengenai Mesias yang mati terbunuh dan bangkit dari kematian. Umat Yahudi pada masa itu hanya mengenal Mesias sebagai Panglima Perang yang selalu menang, sehingga kalau ada mesias yang mati terbunuh mereka mencemooh sebagai mesias yang gagal bahkan disebut sebagai mesias palsu yang tidak memenuhi nubuat kitab suci para nabi. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada mesias yang disalibkan dan mati bangkit kembali.
James H Charles Worth, mengatakan: Kepercayaan kepada mesias yang mati ditiang salib adalah tahayul yang sangat berbahaya, ini adalah sebuah kekafiran. John Davidson, mengatakan:  Kepercayaan kepada kebangkitan tubuh kasar (di dunia) adalah kemauan orang-orang tolol.
Di dalam Lukas 24:46, Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Ucapan seperti ini merujuk kepada Kitab Perjanjian Lama tapi kenyataannya di dalam Perjanjian Lama, kalimat tersebut tidak ada. Dan telah menjadi perdebatan para kristolog yang pada ujung-ujungnya diketahui bahwa ini adalah ayat-ayat ciptaan penulis Injil Lukas yang dijejalkan kepada mulut Yesus.
Sedangkan Kristus, menurut Paulus adalah Anak Allah yang ‘menurut daging’ berasal dari keturunan Daud (Roma 1:3-4). Di sini terlihat bahwa Paulus memaksakan kemauannya padahal secara biologis Yesus jelas bukan keturunan Daud.
Kriteria Kristus menurut Paulus adalah penebus dosa yang mati, dikubur kemudian dibangkitkan kembali pada hari ketiga (I Korintus 15:3-4). Untuk meyakinkan kepada Yahudi tentunya Paulus selalu merujuk kepada kitab para nabi namun tidak dapat dibuktikannya. Di sini Paulus berhadapan dengan  penyembah berhala di Asia Kecil, Yunani, Mesir, dan Timur Tengah yang kala itu mempertuhankan/menyembah Dewa KRISTUS TAMMUS dll. Paulus selanjutnya berusaha untuk memperkenalkan Yesus seperti yang ada pada Tammus:
- Tammus lahir dari seorang Perawan dan Yesus juga harus lahir dari seorang perawan.
- Tammus tertikam lambungnya, Yesus dibuat cerita kalau dia ditikam pada lambungnya.
- Tammus tiga hari tiga malam dikubur maka Yesus juga harus tiga hari tiga malam di dalam kubur.
Dijelaskan oleh Michael Beagent, Richard Leigh dan Henry lincoln (the messianic legacy): Kalau Paulus ingin menantang para penyembah berhala Dewa Tammus, Yesus harus bisa menandingi setiap mukjizat Tuhan-tuhan lama, sebagai akibatnya kehidupan dewa Tammus harus diukirkan kepada kehidupan Yesus.
Yesus yang tadinya diharapkan menjadi mesias yang gagah berani, pemimpin Israel dalam pembebasan dari penjajah Romawi berubah menjadi kristus yang tidak berdaya, disiksa dan menyerahkan dirinya untuk disalib dalam rangka menebus dosa manusia. Dengan kedudukan ini maka ajaran Yesus menjadi kabur dan tidak penting lagi untuk digantikan kedudukannya dengan Kristus penyembah berhala yang baru.
Para penyembah berhala di Romawi, Babilonia, Persia dan Mesir menyembah Kristus dengan kriteria sebagai berikut: Lahir 25 Desember. Anak Allah. Mati terbunuh dan bangkit pada hari ketiga. Terangkat ke surga. Kriteria tersebut dianut oleh Paulus sejak kanak-kanak yang diwujudkan dalam upacara & festival penyembahan “Herakles Kristus” di Tarsus. Itulah yang terus dipertahankan hingga sekarang (Bunda Irena)

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bukan Juru Selamat ???

Upaya-upaya pemurtadan memang tak henti-hentinya dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Salah satunya yang mereka pakai adalah dengan media  BBM. Berikut adalah BBM yang mereka sebarkan dengan maksud menggoyahkan aqidah umat Islam.
“Darah kristus pasti sanggup menghapus dosa Anda. Ikut Tuhan Yesus ada kepastian masa depan yang cerah (Yohanes 14:6). Coba bandingkan dengan Alquran surat 6:66. Kontras sekali bukan? Bertobatlah saudaraku, ini adalah masalah yang sangat penting dan sangat berharga. Dengarlah, saat ini Tuhan Yesus berdiri di muka pintu dan mengetuk, bukalah dirimu untuk Yesus.”
Kalimat di atas disampaikan oleh ‘pengirim SMS gelap’ dengan maksud menggoyahkan akidah umat Islam. Inti kalimat di atas adalah mempertanyakan pertanggungjawaban Rasulullah SAW atas  keselamatan umatnya di hari kiamat.
Sebagaimana yang kita telah pelajari, bahwa dalam keyakinan Kristen, Yesus adalah penebus dosa. Yesus dianggap sangat bertanggung jawab terhadap umatnya sehingga rela disalib untuk menebus dosa para pengikutnya.
Ayat Bibel yang dijadikan sandaran mereka bahwa Yesus itu adalah penebus dosa umat Kristen adalah di Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Pemahaman Kristen menyatakan bahwa Yesus diutus untuk menebus dosa anak manusia. Maka barang siapa ingin selamat, maka bergabunglah dengan Kristus Sang Juru Selamat.
Nabi Bukan Penebus Kesalahan
Nah, mari kita luruskan satu persatu kesalahan ini. Pertama, fungsi nabi. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah : 213, maka fungsi nabi adalah pembawa kabar gembira berupa ajaran yang termaktub dalam kitab yang dibawanya untuk menyelesaikan perselisihan antar umat manusia.
Pada surah Al-Baqarah: 119, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tugas nabi hanyalah menyampaikan. Perkara seseorang mau mengikuti ataukah tidak, bukan termasuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW sering mengatakan, “Wahai Allah, saksikanlah aku telah menyampaikan,” sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
Kembali ke ayat Bibel Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Sebenarnya ayat ini mempunyai arti, barangsiapa yang ingin menemui bapa di surga maka dia harus ‘melalui’ Yesus. ‘Melalui’ bisa berarti mengikuti, melaksanakan dan tunduk pada aturan atau ajaran yang dibawa Yesus. Namun disalahpahami oleh umat Kristen, ‘melalui’ ini diartikan sebagai ‘penebusan dosa oleh Yesus’. Sehingga dikatakan,  jika ia ingin dosanya ditebus maka ia harus menyembah Yesus.
Ayat-ayat Bibel yang Menentang Penebusan Dosa
Pemahaman tentang penebusan dosa seperti di atas ternyata bertentangan dengan ayat Bibel yang lain, yakni Yehezkiel 18:20. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”
Yeremiah 17:10, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Matius 12:36, “Tetapi Aku berkata jepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”
Beberapa ayat Bibel di atas justru menentang konsep penebusan dosa. Jadi sebenarnya, konsep penebusan dosa dalam Kristen adalah sebuah konsep yang mengada-ada. Konsep yang tidak kitabiyah. Tidak bersandar pada ayat-ayat AlKitab tapi berdasar pada doktrin yang dibuat oleh gereja.
Lalu bagaimana dengan Islam? Jelas sekali Islam tidak mengenal penebusan dosa. Sebagaimana dalam surah Al-An’aam: 164, Allah SWT berfirman: “….Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”
Yang perlu diketahui oleh umat Kristiani adalah, agar seorang manusia masuk surga tak perlu ditebus dosanya oleh orang lain. Cukup baginya mengikuti ajaran yang dibawa oleh para nabi. Maka manusia yang mengikuti Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir pembawa risalah, maka dijanjikan masuk surga. Sementara bagi yang ingkar pada kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, maka ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya masing-masing.(Hj Irena H)

Senin, 30 April 2012

Bagaimana, jika mulai hari ini kita menjadi "pengantin baru" kembali?

Bahtera keluarga yang bernama Rumah tangga
Pernahkah Anda sedikit merenung tentang kata itu? Misalnya, kenapa keluarga disebut pula dengan rumah tangga dalam bahasa Indonesia. Secara kasar, mari sama-sama kita berandai-andai mengurai.

Rumah tangga, gambaran sebuah rumah yang untuk mencapainya setiap pelaku harus melewati sebuah tangga. Terkadang tangganya licin dan curam, tapi tak jarang banyak tangga yang landai dan menyenangkan. Tapi pada dasarnya, setiap anak tangga akan menguras tenaga setiap pelakunya untuk menuju rumah yang diidamkan. Berat memang menapaki satu demi satu anak tangga menuju rumah bahagia. Bosan kadang menyelinap dan menggoda, apalagi bagi pasangan yang sudah lama membina rumah tangga. Cekcok sesekali mewarnai perjalanannya. Bahkan tak jarang ada yang gagal melanjutkan putaran roda menapaki anak tangga.

Perbuatan baik, manis, lembut yang membuat anggota keluarga kita menjadi lebih bahagia dari biasanya. Lama waktu yang kita tempuh dalam rumah tangga membuat kita terkadang lupa bahwa kita juga harus berbuat baik. Rutinitas dan aktivitas yang itu-itu membuat kita lupa kapan terakhir kali Anda membuat istri atau suami tertawa lepas bahagia.
Terkadang kita perlu melakukan hal-hal kecil yang membuat pasangan kita berbunga hatinya. Seperti memuji dan mengatakan betapa cantik istri Anda hari ini dengan gaun warna biru, atau betapa gagah suami Anda dengan dasi warna ungu.
Satu hal yang tak kalah penting dari puji-pujian ringan adalah menjaga keluarga dari kebathilan. Satu kebathilan yang dilakukan istri atau suami, akan mempengaruhi perjalanan sebuah rumah tangga. Menghiasi rumah tangga kita dengan kebaikan adalah kewajiban, seperti wajibnya kita menjaga keutuhannya.

Menghiasi rumah tangga dengan kebaikan memang perlu, sama perlunya dengan berhias diri menyenangkan hati suami atau istri. Terkadang, kita tidak sadar, kerapian suami, kecantikan istri justru bukan untuk pasangannya sendiri. Suami berangkat berangkat ke tempat kerja dengan baju rapi dan bau wangi, tapi saat di rumah ia hanya mengenakan pakaian kebesaran, sarung butut dan kaos buluk. Mulai sekarang, gantilah penampilan Anda. Tak ada salahnya tubuh Anda beraroma wangi dan pakaian Anda rapi, apalagi untuk suami atau istri.

Dan yang tak boleh Anda lupa adalah bersikap dan berlaku mesra. Jarak waktu yang panjang biasanya membuat kita, "pengantin lama" kehilangan kemesraannya. Ingat, kemesraan bukan milik pengantin baru saja.



Bagaimana, jika mulai hari ini kita menjadi "pengantin baru" kembali? Setuju...

Minggu, 29 April 2012

Istri adalah Manager Rumah Tangga

Menjadi ibu adalah sunatullah bagi para perempuan. Sebuah fase kehidupan yang seolah mengalir, tampak mudah dilakoni oleh semua perempuan.  Padahal, banyak hal baru yang ditemui ibu seiring dengan perannya sebagai manajer rumah tangga.
Saat menikah, ia dituntut mampu melayani suami dengan baik. Menyediakan makanan kesukaannya, segala keperluannya, hingga memuaskan nalurinya. Lalu ketika hamil, ia harus belajar bagaimana menjadi calon ibu. Apa yang harus dilakukan selama masa kehamilan, bagaimana agar lancar dalam persalinan, dst. Begitu si kecil lahir, tambah banyak lagi pelajaran yang harus diserap ibu: bagaimana cara menyusui, merawat bayi, jika bayi sakit, dst.
Ketika di bayi tumbuh menjadi kanak-kanak, ibu harus terus memberikan rangsangan, mendampinginya bermain sembari belajar, mengajarkannya berbagai ilmu kehidipan, dst. Pendek kata, ibu adalah murid, di mana sepanjang usianya harus terus belajar. Sebab, tidak ada ilmu pasti, bagaimana menjalankan peran sebagai ibu. Setiap saat, setiap waktu ada pelajaran baru yang harus dipelajarinya. Untuk itu, ibu dituntut kreatif, terlebih memang tidak ada sekolah khusus bagi kaum ibu.
Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjadi kreatif:
1. Mencoba hal-hal baru
Dalam hal apapun, ibu jangan takut mencoba hal-hal baru yang selama ini belum pernah dilakukan. Yang penting halal, boleh dipraktikkan. Seperti mencoba resep masakan baru, yang belum pernah disajikan di rumah. Menyediakan cemilan yang belum pernah disajikan, sehingga penghuni rumah tidak bosan. Termasuk mendesain ulang interior. Ya, sekali waktu, ubahlah penempatan perabot rumah atau mengganti warna cat tembok. Suasana baru, akan menimbulkan semangat baru. Terlebih anak-anak, cepat sekali bosan. Desain ulang kamarnya, niscaya membuat anak betah beraktivitas di kamar  “baru”-nya.
2. Terus belajar
Belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan melalui cara apa saja. Ibu pun harus menambah wawasannya, baik membaca buku, mengikuti pelatihan/seminar, browsing internet, dll. Dalam kaidah Islam ada ungkapan seperti: “belajarlah sampai ke negeri Cina”, “belajar dari sejak buaian ibu sampai ke liang lahat”, ”untuk meraih kebahagaiaan di dunia capailah dengan ilmu, untuk meraih kebahagiaan di akhirat capailah dengan ilmu dan untuk meraih kedua-duanya capailah dengan ilmu”. Itu adalah ungkapan untuk memotivasi kita dalam membangun semangat belajar. Dan orang yang selalu belajar akan memiliki pola pikir kreatif dalam kesehariannya.
3. Sharing dengan orang-orang kreatif
Jika ingin mengetahui karakter seseorang, lihatlah dengan siapa dia berteman. Itu mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya arti seorang teman. Jika Anda selalu berhubungan dengan orang-orang kreatif, Anda akan menjadi orang kreatif. Jadi, sekali waktu ngobrollah dengan teman soal kerumahtanggaan. Muslimah tak harus membahas soal  dakwah melulu dengan teman satu pengajian, tapi juga sharing tentang pernak-pernik rumah tangga. Niscaya ada inspirasi-inspirasi baru dari obrolan itu.
4. Ciptakan suasana kondusif
Buatlah rumah tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, juga tamu atau saudara yang datang. Suasana yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Jangan jadikan rumah tegang karena seluruh penghuni serius atau lengang tanpa obrolan plus candaan. Meski tetap menjaga suasana spiritual, memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitmen sebagai norma yang berlaku, suasana rumah yang “cair” membantu penghuni merasa bahagia

Perempuan itu Mulia

Perempuan dalam industri kapitalis makin telanjang. Tak afdhal rasanya tanpa memasang tubuh molek mereka, baik dalam iklan, musik, sinetron maupun film. Perempuan dalam ideologi kapitalis memang begitu direndahkan. Hanya dinilai dari kemolekan tubuhnya, dieksploitasi setiap inchi tubuhnya demi rupiah. Makin seksi, makin berani buka-bukaan, makin menggiurkan bayarannya.

Berjejalanlah kaum perempuan untuk antre dieksploitasi. Hal ini mengundang kesimpulan, lenyapnya harga diri mereka. Sayangnya, sebagian juga Muslimah. Ini terjadi karena rendahnya kesadaran kaum perempuan akan harkat dan martabat dirinya. Mereka sudah termakan racun ideologi kapitalis yang mendefinisikan perempuan ideal sebagai: perempuan mandiri, bebas berekspresi dan menjunjung tinggi hak asasi.

Perempuan seperti ini memahami kebahagiaan dari materi. Mereka memandang kecantikan dan kemolekan tubuhnya sebagai aset berharga yang harus dimanfaatkan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia.

Tentu saja, pihak yang merendahkan perempuan, sejatinya memiliki harga diri lebih rendah. Ya, pengeksploitasi tubuh perempuan adalah manusia hina, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka adalah pihak yang suka mempermainkan perempuan, menjadikannya barang mainan. Mereka bukanlah orang yang pantas dihargai, karena tidak menghargai perempuan.

Mereka lupa bahwa ibu, istri, nenek, adik atau kakak mereka perempuan. Bahkan di antara mereka juga punya anak perempuan. Relakah jika para perempuan suci di sekelilingnya itu dieksploitasi? Relakah bila ibu, istri atau anak gadis mereka sendiri ditelanjangi dan ditonton jutaan mata? Orang tak waras saja yang menjawab iya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “tidak akan memuliakan perempuan kecuali lelaki yang mulia, tidak merendahkan perempuan kecuali lelaki yang rendah pula.”

Perempuan Mulia

Ironisnya, para pejuang harkat dan martabat perempuan diam saja menyaksikan proses eksploitasi besar-besaran terhadap kaumnya. Mereka justru berteriak nyaring jika perempuan diamankan dari keterjerumusan harga dirinya.

Ketika ada upaya umat Muslim untuk melindungi kaum perempuan (Muslimah) dengan pakaian takwa, para aktivis yang mengklaim memperjuangkan hak-hak perempuan itu langsung berteriak: jilbab itu tidak trendy, pengekang aktivitas, simbol budaya Arab, bukan syariat Islam, dan menghambat kebebasan berekspresi. Dihambatlah berbagai regulasi yang berbau Islam, seperti perda yang mewajibkan perempuan menutup aurat dan memberlakukan jam malam untuk perempuan, beberapa waktu lalu.

Sebaliknya, mereka membela model porno, pelaku adegan mesum, dan bahkan pezina seks komersial sebagai profesi. Mereka mencak-mencak kalau perempuan-perempuan itu diusik dari kebebasannya berekspresi.

Demikian pula ketika ada upaya umat Muslim untuk mengembalikan aktivitas perempuan ke rumah, penggiat kesetaraan gender langsung gerah. Mereka segera mempropagandakan kemandirian ekonomi dan pemberdayaan perempuan. Perempuan dilepaskan dari ketergantungan pernafkahannya pada wali atau suami.

Akibatnya, perempuan didorong menghidupi dirinya sendiri dengan berkeliaran di ranah publik. Di sana tubuhnya menjadi terkaman mata para lelaki hidung belang. Pelecehan, perkosaan hingga perzinaan jadi bagian cerita sehari-hari.

Padahal, dengan mendudukkan kembali fungsi dan peran perempuan di rumah, eksploitasi atas tubuh perempuan bisa dihentikan. Jika perempuan memahami kodratnya sebagai wanita baik-baik dengan lebih dominan beraktivitas di rumah, insya Allah tidak ada kesempatan untuk berpose bugil, beradegan mesum, atau berlenggak-lenggok tanpa busana. Tidak akan terjadi buka-bukaan aurat yang menggoda mata nafsu laki-laki yang memang kodratnya harus berkiprah di ranah publik sebagai pencari nafkah.

Lagipula, sejatinya kebahagiaan perempuan adalah di rumah. Ya, setinggi apapun perempuan 'terbang' di ruang publik, pasti 'hinggap' juga ke sarang, yakni rumahnya. Rumah adalah istana terindah bagi kaum perempuan, dengan malaikat-malaikat kecil berupa putra-putrinya yang selalu dirindu.
Ya, perempuan rumahan adalah perempuan mulia. Dia menjaga harga diri, punya rasa malu tinggi, menjaga nama baik diri maupun keluarga. Selayaknya perempuan menjadikan rumah sebagai sumber aktivitasnya.

Memang, tidak dilarang beraktivitas di luar rumah bagi kaum perempuan. Tapi, harus memenuhi syarat-syarat sesuai syariat Islam. Seperti menutup aurat, tidak membahayakan diri, tidak khalwat dan ikhtilat, tidak mengandalkan kemolekan tubuh/tabaruj, bermuamalah yang halal, ditemani mahram bila bepergian lebih dari sehari semalam, dll.

Demikian seharusnya, di manapun berada, Muslimah sejati selalu menjaga harga diri. Ini adalah kewajiban yang tak boleh diabaikan. Haram mengeksploitasi tubuh untuk motif apapun, apalagi sekadar materi

Rasa pengertian yang mendalam antara suami-istri

Hubungan pernikahan memerlukan rasa pengertian yang mendalam antara suami-istri. Beberapa tips untuk menjaga hubungan itu:  

Suami bukan Penguasa
Meskipun Islam menjadikan suami sebagai pemimpin rumah tangga, tapi bukan kepemimpinan diktator atau tiran. Suami harus melayani istri dengan baik. Nabi SAW pernah bersabda “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istri” (HR At Tirmizi dan dishahihkan oleh Al Albani).

Menjadi Partner

Buatlah keputusan bersama untuk keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan lebih jika keputusan yang diambil tidak sepihak dan semua anggota keluarga menjadi bagian dari pengambilan keputusan tersebut.

Jangan Emosional

Jangan pernah emosional baik secara fisik maupun mental kepada pasangan. Nabi SAW tidak pernah menyakiti istrinya. Nabi SAW pernah bersabda “bagaimana mereka bisa berbuat menjadikan istri-istri mereka di siang hari sebagai budak, dan tidur dengan istri mereka di malam hari.”

Menjaga Lisan
Hati-hati dengan ucapan yang engkau katakan ketika dalam keadaan sedih atau emosional. Terkadang akan keluar ungkapan yang tidak pernah diucapkan ketika tidak marah.

Tunjukkan Apresiasi
Jangan pernah membuat pasangan merasa bahwa dia tidak cukup baik pada keluarga atau tidak memuaskan dengan apa yang dia lakukan atau perkerjaannya. Nabi SAW bersabda “pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan melihat wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya”.

Berkomunikasi

Komunikasi adalah hal yang penting. Komunikasi, komunikasi, komunikasi! adalah kata-kata yang sering diucapkan dalam konseling dan memang hal tersebut perlu dilakukan. Suami istri perlu saling berbicara. Lebih baik jika dalam menghadapi masalah dibicarakan lebih dini dan terbuka,

Banyak Bersyukur
Jangan merasa cemburu dengan orang lain yang hidup lebih baik daripada kita. Allah yang memberikan rezeki. Melihat orang lain yang hidup kurang dari kita akan membuat kita bersyukur. Dan ini akan memberikan banyak manfaat kepada kita.

Berikan Pasangan Waktu untuk Sendiri
Bila pasangan Anda tidak ingin selalu bersama sepanjang waktu, tidak berarti dia tidak mencintai Anda. Orang membutuhkan waktu untuk sendiri dengan berbagai alasan. Terkadang mereka ingin membaca, memikirkan masalah pribadi atau hanya ingin rileks. Jangan membuat mereka merasa berdosa ketika ingin sendiri.

Mengakui Kesalahan
Ketika membuat kesalahan, akui. Ketika pasangan membuat sebuah kesalahan, segera maafkan. Jangan membawa kemarahan di waktu tidur.

Jaga Rahasia
Jangan pernah mendiskusikan pernak-pernik pernikahan dengan orang lain, kecuali jika ada alasan syar’i untuk melakukannya. Beberapa suami-istri, sengaja atau tidak, kerap membicarakan kondisi fisik pasangan mereka kepada orang lain.
Begitulah, pernikahan yang baik memerlukan kesabaran dan keramahan, pengorbanan, empati, cinta, pengertian, kerja keras, saling memaafkan. Semuanya dapat dirangkaikan dalam satu kalimat: selalu memperlakukan pasangan dengan cara seperti kita inginkan orang lain lakukan terhadap kita

kebahagian semu ato kabahgiaan hakiki

Orang sakit menyangka, bahagia terletak pada kesehatan!
Orang miskin menyangka, bahagia terletak pada harta kekayaan!
Rakyat jelata menyangka kebahagiaan terletak pada kekuasaan!
Orang biasa menyangka bahagia terletak pada kepopuleran!
Dan sangkaan-sangkaan lain..
Ada yang mengejar kebahagiaan pada tahta, pada kekuasaan.
Beragam cara dia lakukan untuk merebut kekuasaan.
Sebab, kekuasaan memang sebuah kenikmatan dalam kehidupan.
Dengan kekuasaan seseorang dapat berbuat banyak.
Tapi, betapa banyak manusia yang justru hidup merana dalam kegemilangan kekuasaan.
Dia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan, setelah kuasa di tangan.
Sebelum memegang kuasa, senyuman sering menghiasai bibirnya.
Namun, setelah kuasa di dalam genggaman, kesulitan dan keresahan justru menerpanya, tanpa henti..
Sebagian orang mengejar kebahagiaan pada diri wanita cantik atau pria gagah nan tampan.
Dia menyangka setelah menikah dengan seorang wanita cantik atau pria gagah nan tampan, maka dia akan bahagia.
Tapi, tak lama kemudian, bahtera rumah tangganya kandas.
Di depan sorot kamera, tampak mempelai begitu bahagia, bersanding wanita cantik atau pria gagah nan tampan.
Namun, kecantikan dan ketampanan sering menjadi fitnah dan kemudian membawa bencana.
Pujian yang bertabur dari umat manusia tak membuatnya bahagia.
Sebagian orang mengejar kebahagiaan dengan bekerja keras untuk menghimpun harta.
Dia menyangka, bahwa pada harta yang berlimpah itu terdapat kebahagaiaan.
Maka, setelah dia dapat, dia menjadi pecinta harta.
Toh, setelah harta melimpah ruah, kebahagiaan itu pun tak kunjung menyinggahinya.
Harta yang disangkanya membawa bahagia, justru membuatnya resah.
Hidupnya penuh porblema.
Masalah demi masalah membelitnya.
Tak jarang, harta justru membawa bencana.
Kadang, harta yang ditumpuk-tumpuk, menjadi ajang konflik antar saudara dan keluarga…


Disini Ada Bahagia..
Kondisi senantiasa bahagia dalam situasi apa pun, inilah, yang senantiasa dikejar oleh manusia.
Manusia ingin hidup bahagia. Hidup tenang, tenteram, damai, dan sejahtera.
Tapi, apakah yang dimaksud bahagia?
Semua kenikmatan duniawi bisa menjadi tangga yang mengantar kepada kebahagiaan. Semuanya adalah sarana. Bukan bahagia itu sendiri.
Kebahagiaan adalah kondisi hati, yang dipenuhi dengan keimanan, dan berperilaku sesuai dengan keimanannya itu.
Hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.
Manusia-manusia yang berilmu seperti inilah yang hidupnya bahagia dalam keimanan dan keyakinan; yang hidupnya tidak terombang-ambing oleh setiap keadaan.
Dalam kondisi apa pun, hidupnya bahagia, karena dia sudah mengenal Allah, ridha dengan keputusan Allah, dan berusaha menyelaraskan hidupnya dengan segala macam peraturan Allah yang diturunkan melalui utusanNya.
Dia benar-benar menjadi hamba Allah.
Dalam kondisi apa pun, dalam posisi apa pun, manusia semacam ini akan hidup dalam kebahagiaan.
Hidupnya hanya mengacu kepada Allah, dan tidak terlalu peduli dengan reaksi manusia terhadapnya.
Alangkah indah dan bahagianya hidup semacam itu; bahagia lahir dan batin, dunia dan akhirat…