Kamis, 19 April 2012

kelembutan istri dalam rumah tangga

Kelembutan memberikan pengaruh besar dalam sebuah rumah tangga. Anugrah Allah yang satu ini, yang biasanya menjadi hak milik para istri, akan selalunya memberikan sebuah kebahagiaan. Kelembutan berarti berarti bersabar memahami orang lain, Kelembutan berarti ikhlas dalam senyum menerima apapun yang terjadi dan mewujudkannya dalam sikap yang terbaik, kelembutan berarti membalas betapapun sakitnya perlakuan orang lain dengan sebuah pembalasan yang justru dapat membahagiakannya. Kelembutan juga berarti menegur kesalahan dan menyatakan kesalahan orang lain tanpa harus menyakiti.
Absennya sikap ini membuat semuanya seringkali kacau, betapa tidak, walaupun seseorang mempunyai niat baik yang besar sekalipun dalam memulai sesuatu, namun jika hal tersebut disampaikan dengan cara yang kasar, maka akhirnya akan pasti tidak membahagiakan.
Ingatkah kita kisah tentang Rosululloh Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yang selalu diludahi oleh seorang yahudi, yang mana Rosululloh Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tidak pernah membalasnya dengan tindakan yang sama, malahan ketika si yahudi jatuh sakit, beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam membalasnya dengan menjenguk si yahudi ke rumahnya.
Dan yang terjadi selanjutnya ternyata keluhuran dan kelembutan akhlak Rosululloh telah meruntuhkan segala kedengkian dan kerasnya hati si yahudi dan memberikan kesan dihatinya, sehingga tanpa diminta dan dipaksa, si yahudi tersebut akhirnya menyatakan keislamannya di hadapan Rosululloh Shalallaahu 'Alayhi Wasallam. Subhanallah…
Kehidupan yang tidak lepas dari sebuah masalah dan ujian, biasanya melahirkan suasana getir dan tegang yang menyebabkan hati menjadi sedikit keras. Begitu pula dalam kehidupan berumah tangga. Betapa bahagianya jika para suami memiliki pendamping yang menyejukkan hati dalam bersikap dan berkata.
Betapa damainya seorang suami yang memiliki istri yang tidak pernah memakai kata “aku ingin..” sebagai pencerminan dari egonya, kecuali pada kalimat: aku ingin semua orang yang ada di sekitarku bahagia.
~ Ya, ternyata tidak perlu menjadi sangat cantik,untuk disayang suami, karena dengan bersikap lembut, para istri telah memiliki kecantikan yang tak terbatas. Hal ini juga menjadikannya layak untuk disayang, bukan hanya suami, namun dengan semua orang disekitarnya, bahkan benda mati sekalipun.~
Kelembutan seorang wanita bukan berarti sosok yang lemah ataupun gampang menangis, justru dengan adanya kelembutan itulah seorang wanita sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa.
Kekuatan itu sendiri adalah, bahwa kelembutan seorang wanita bisa meluluhkan hati laki-laki yang keras sekalipun. Betapa bahagianya seorang suami yang mendapati partner hidupnya tersebut menegurnya dengan cara yang lembut, dan elegan.
Karena sudah menjadi sebuah kemakluman bagi semua istri bahwa biasanya seorang suami memiliki sebuah “gengsi” yang tidak mau di otak atik oleh siapapun. Ya itulah laki-laki, para suami kita.
Dan sekali lagi, semua itu akan tertaklukkan bukan justru dengan sebuah sikap kasar apalagi kekerasan, sifat lemah lembut mampu membawa mereka yang sedang terlupa untuk kembali kepada aturan dan jalan Allah subhanahu wata’ala.
~ Kelembutan berarti meluruskan dengan tanpa mematahkannya, dan memperbaiki dengan tanpa merusak satupun dari sisi-sisinya.~
Kelembutan juga berarti sinergi antara akal dan hati dan hal ini selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Kelembutan tidak usah membeli dan rasa sayang sudah ada pada setiap diri.
Dan tergantung pada kemauan kita masing masing- masing untuk mau melaksanakannya atau tidak.
Sungguh, kedengaran berat sepertinya.
Tapi itulah contoh teladan yang diwariskan oleh orang-orang pilihan terdahulu kepada kita.
Dan dengan menjadikan diri kita bersemangat dan berusaha melatih diri agar senantiasa mampu bersikap lembut dan peka rasa ketika berinteraksi dengan siapapun, terutama dengan sang suami, maka insyaallah kita akan menjadi sumber kebahagiaan yang menyejukkan (Syahidah)
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA