Dalam Bibel seringkali Yesus disebut sebagai Mesias dan juga disebut sebagai Kristus. Apa arti Mesias dan Kristus?
Mesias berasal dari bahasa Ibrani: massiach/massaha yang
berarti, melantik; mengurapi; mengurut. Pemberian gelar mesias kepada
seseorang menunjukkan bahwa orang tersebut telah dilantik dan ditentukan
Tuhan untuk memegang jabatan tertentu dengan ritual meminyaki sebagai
simbol pelantikan tersebut.
Mesias bagi Yahudi diberikan kepada seorang penguasa dan pemimpin
agama serta panglima perang yang akan membebaskan bangsa Israel dari
penjajahan dan perbudakan.
Menurut Michael Baigent, Mesias yang dinanti-nantikan para pengikut
Yesus dalam hal ini adalah Kristen, adalah Kepala Pemerintahan sekaligus
pemimpin agama.
Sedangkan menurut ajaran Yahudi, ajaran yang diyakini oleh Bani
Israel, yang menjadi Mesias adalah Daud dan keturunannya yang telah dan
akan menjabat sebagai Panglima Perang sekaligus yang membebaskan Israel
dari penjajahan dan perbudakan. Hal ini tercantum dalam Kitab Penjanjian
Lama II Samuel 7: 11 – 17.
II Samuel 7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada
hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang
mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk
menjadi raja atas umat-Ku Israel.
Namun kini kita melihat sosok Yesus. Apakah Yesus merupakan keturunan
Daud as ‘menurut daging’ (secara biologis), seperti yang dikatakan oleh
Paulus dalam tulisannya Roma 1: 1-5? Dan ini juga yang diyakini dan
menjadi doktri gereja selama ini?
Roma 1:3-4 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan
dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang
berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
Kalau kita membaca dalam Kisah Para Rasul 9:20, Matius 1: 18, 20, 24
dan 25 dalam ayat-ayat ini jelas-jelas menginformasikan bahwa tidaklah
mungkin Yesus adalah keturunan Daud seperti yang dikatakan oleh Paulus
dalam Roma 1:3.
Selanjutnya kita melihat dari sang Ibu Yesus sendiri, Maryam. Dan
ternyata ia bukanlah berasal dari garis keturunan Daud as namun dari
garis keturunan Harun as.
Bagi umat Yahudi awal, yakni mereka yang hidup sebelum dan pada masa
awal pergerakan Kristen, mereka tidak mengenal ajaran kepercayaan
mengenai Mesias yang mati terbunuh dan bangkit dari kematian. Umat Yahudi pada masa itu hanya mengenal Mesias sebagai Panglima Perang yang selalu menang,
sehingga kalau ada mesias yang mati terbunuh mereka mencemooh sebagai
mesias yang gagal bahkan disebut sebagai mesias palsu yang tidak
memenuhi nubuat kitab suci para nabi. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa tidak ada mesias yang disalibkan dan mati bangkit kembali.
James H Charles Worth, mengatakan: Kepercayaan kepada mesias yang
mati ditiang salib adalah tahayul yang sangat berbahaya, ini adalah
sebuah kekafiran. John Davidson, mengatakan: Kepercayaan kepada
kebangkitan tubuh kasar (di dunia) adalah kemauan orang-orang tolol.
Di dalam Lukas 24:46, Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada
hari yang ketiga,
Ucapan seperti ini merujuk kepada Kitab Perjanjian Lama tapi
kenyataannya di dalam Perjanjian Lama, kalimat tersebut tidak ada. Dan
telah menjadi perdebatan para kristolog yang pada ujung-ujungnya
diketahui bahwa ini adalah ayat-ayat ciptaan penulis Injil Lukas yang
dijejalkan kepada mulut Yesus.
Sedangkan Kristus, menurut Paulus adalah Anak Allah yang ‘menurut
daging’ berasal dari keturunan Daud (Roma 1:3-4). Di sini terlihat bahwa
Paulus memaksakan kemauannya padahal secara biologis Yesus jelas bukan
keturunan Daud.
Kriteria Kristus menurut Paulus adalah penebus dosa yang mati,
dikubur kemudian dibangkitkan kembali pada hari ketiga (I Korintus
15:3-4). Untuk meyakinkan kepada Yahudi tentunya Paulus selalu merujuk
kepada kitab para nabi namun tidak dapat dibuktikannya. Di sini Paulus
berhadapan dengan penyembah berhala di Asia Kecil, Yunani, Mesir, dan
Timur Tengah yang kala itu mempertuhankan/menyembah Dewa KRISTUS TAMMUS
dll. Paulus selanjutnya berusaha untuk memperkenalkan Yesus seperti yang
ada pada Tammus:
- Tammus lahir dari seorang Perawan dan Yesus juga harus lahir dari seorang perawan.
- Tammus tertikam lambungnya, Yesus dibuat cerita kalau dia ditikam pada lambungnya.
- Tammus tiga hari tiga malam dikubur maka Yesus juga harus tiga hari tiga malam di dalam kubur.
Dijelaskan oleh Michael Beagent, Richard Leigh dan Henry lincoln (the messianic legacy):
Kalau Paulus ingin menantang para penyembah berhala Dewa Tammus, Yesus
harus bisa menandingi setiap mukjizat Tuhan-tuhan lama, sebagai
akibatnya kehidupan dewa Tammus harus diukirkan kepada kehidupan Yesus.
Yesus yang tadinya diharapkan menjadi mesias yang gagah berani,
pemimpin Israel dalam pembebasan dari penjajah Romawi berubah menjadi
kristus yang tidak berdaya, disiksa dan menyerahkan dirinya untuk
disalib dalam rangka menebus dosa manusia. Dengan kedudukan ini maka
ajaran Yesus menjadi kabur dan tidak penting lagi untuk digantikan
kedudukannya dengan Kristus penyembah berhala yang baru.
Para penyembah berhala di Romawi, Babilonia, Persia dan Mesir
menyembah Kristus dengan kriteria sebagai berikut: Lahir 25 Desember.
Anak Allah. Mati terbunuh dan bangkit pada hari ketiga. Terangkat ke
surga. Kriteria tersebut dianut oleh Paulus sejak kanak-kanak yang
diwujudkan dalam upacara & festival penyembahan “Herakles Kristus”
di Tarsus. Itulah yang terus dipertahankan hingga sekarang (Bunda Irena)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar