Sebenarnya akar permusuhan Kris-ten terhadap Islam bukan disebabkan oleh
kesalahpahaman umat Islam ter-hadap agama itu, atau oleh karena luka
lama Perang Salib. Ketidaksukaan orang Kristen terhadap Islam lebih
fundamental dari itu, yakni karena penolakan Alquran secara tegas
tentang penyaliban Nabi Isa dan konsep trinitas. Penolakan ini berarti
juga pengingkaran/pengabaian terhadap keyakinan yang selama ini dipegang
erat oleh kaum Kristen. Jadi akarnya terdapat di dalam Alquran.
Para
ulama terdahulu menulis karya-karya yang mengkritik keyakinan Kristen
tersebut. Al-Ghazzali misalnya menulis Al Radd al-Jamil li Ilahiyati Isa
bi Syarh al-Injil, Ibnu Taymiyyah juga menulis Al-Jawab al-Shahih Liman
Baddala Din al-Masih. Tulisan mereka bukan propaganda tapi penje-lasan
kembali tentang apa yang disampai-kan oleh Alquran. Tidak banyak orang
Kristen yang mengerti bahwa di antara rukun iman dalam Islam adalah
meyakini kenabian Isa as dan kitab yang dibawanya, dan bahwa Nabi Isa as
itu bukan Tuhan atau anak Tuhan. Jika kitab Injil yang asli dapat
dibaca pada hari ini tentu tidak ada pertentangan dengan Alquran.
Kaum
orientaslis tidak mungkin bisa menoleransi dengan menerima kebenaran
Alquran. Karena di dalam Alquran banyak sekali kecaman-kecaman terhadap
doktrin-doktrin/pokok-pokok keyakinan agama Kristen. Contoh, surah
Al-Maaidah ayat 17, Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." …
Lihat surah Al-Maaidah: 72, 73; Al-Maaidah: 73; An-Nisaa': 157, dan berbagai ayat lainnya.
Kandungan
Alquran yang menge-cam ajaran Yahudi dan Kristen seperti itu telah dan
akan menuai reaksi balik dari orang-orang Yahudi dan Kristen sepan-jang
masa. Kaisar Bizantium, Leo III yang hidup pada tahun 717-714 M, artinya
85 tahun sepeninggal Rasulullah SAW, me-nuduh Al-Hajjaj Ibn Yusuf
Al-Tsaqafiy, seorang Gubernur di zaman kekhalifahan Abdul Malik ibn
Marwan (684-704M) telah mengubah Alquran.
Peter, pendeta di
Maimuma, pada tahun 743, menyebut Rasulullah SAW sebagai nabi palsu.
Yahya Al-Dimasyqiy atau dikenal juga sebagai John of Da-mascus pada
tahun 740 M, menulis dalam bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen
ortodoks bahwa Islam mengajar-kan anti-kristus. John of Damascus
ber-pendapat bahwa Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang
bodoh.
Ia juga mengatakan Nabi Muhammad menikahi Khadijah ra
karena ingin mendapatkan kekayaan dan kesenangan. Ia bahkan menuduh
dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsi terbukti dengan
peristiwa menerima wahyu dari Jibril, dan hobi berperang karena nafsu
seksnya tidak tersalurkan (Daniel J.Sahas, John of Damascus on Islam:
“The Heresy of the Ishmaelites”, Leiden: E.J. Brill, 1972, hlm.67-95).
Fitnah-fitnah
dan sikap permusuhan sengit terhadap Islam tersebut terus berlanjut dan
rupanya itu menjadi rujukan tulisan-tulisan modern para orientalis
seperti yang terkenal saat ini, Robert Mo-rey dengan bukunya The Islamic
Invation yang menyebar di negeri ini dan membuat keresahan Muslim di
Indonesia pada tahun 2003.
Image buruk terus dilanjutkan, hing-ga
Snouck Hurgronje (1857-1936) pernah mengatakan: “Pada zaman skeptik
kita ini, sangat sedikit sekali yang lepas dari kritik, dan suatu hari
nanti kita mungkin akan mengharapkan untuk mendengar bahwa Muhammad
tidak pernah ada”. Snouck Hurgronje datang ke Aceh dengan meng-aku
sebagai mualaf yang bernama Abdul Ghafar.
Pemikiran Snouck
dituangkan dalam sebuah artikel pada tahun 1930 yang ditulis oleh
Klimovich dengan judul, “Did Muhammad ever exist?”. Dalam artikel
tersebut Klimovich menggiring pada suatu penyimpulan bahwa semua sumber
informasi tentang kehidupan Muhammad adalah buatan belaka.
Jelas
sekali bahwa orientalis klasik maupun kontemporer mempunyai ke-bencian
yang sama terhadap Islam. Hanya mungkin berbeda dari cara dan
stra-teginya saja. Namun pada intinya mereka menolak kenabian Muhammad
saw dan kebenaran Alquran.
Sungguh Maha Benar Allah yang telah
memperingatkan kita dengan sa-ngat jelas dalam Alquran, surah Al-Baqarah
ayat 120,“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar