Senin, 05 Maret 2012

Cinta…Oh…Cinta

Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan?
Bisa!
Malah kalau tahu
aturan mainnya enjoy saja tuh.
Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu
memanjakan hawa nafsunya.
Bener kan !?

Bila yang terjadi
demikian,berarti
memang rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan,ibarat kita lagi sakit tapi tak berusaha
untuk menyembuhkannya.
Pantangan malah
di terjang,bagaimana mau sembuh?

Memang betul,bila hati tengah di landa cinta,serasa
dunia milik sendiri dan cuma ingin
membaginya kepada seseorang yang selalu ada
di hati.
Kemana saja dan di mana saja selalu ingat si dia,malah tak
jarang yang akhirnya harus
menderita karena
cinta pula.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam
kitabnya yang berjudul “Raudhah Al Muhibbin wa
Nuzhah Al Musytaqin” alias
“Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam
Rindu”,mengutip sebuah kisah
tentang ‘kuatnya’ cinta yang mampu
membuat pelakunya tetap
mencintai meski
kekasihnya sudah di alam kubur.
Itulah fakta bahwa cinta
memang bisa membuat hidup lebih hidup.
Dan perlu di ketahui,‘virus’
cinta bisa menimpa siapa
saja termasuk anak masjid atau aktivis dakwah di
sekolah/kampus.
Iya dong,soalnya mereka juga manusia.bisa
sedih,bisa gembira.
Sangat mungkin
untuk sakit hati,dan sekaligus bisa berbunga-
bunga.
Namun tentu saja
kadar kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain.
Nah,berkaitan dengan urusan
cinta ini,anak masjid bukan
berarti ‘ma’sum’
dari melakukan aktivitas itu,bisa saja mereka berbuat begitu tetapi tentu saja akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam mampu
menenggelamkan hawa nafsunya dari berbuat
maksiat.
Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya tidak liar menjadi karuan,kalau liar bisa gawat.
Apalagi menimpa
anak masjid atau aktivis dakwah di sekolah/dikampus,malu dong kalau
sampai aktivis dakwah pacaran.
Bukan hanya memalukan,tapi
juga dosa.

Setiap orang boleh mencintai dan di cintai,itu
haknya termasuk remaja seusia kita.
Tapi bukan berarti
kemudian menghalalkan segala cara,seperti
melakukan pacaran.

Sahabat…
Aktivitas itu
sangat bertentangan
dengan ajaran Islam.
Kita kan seorang
muslim,masak mau
melakukan tradisi yang bukan berasal dari Islam.
Asli,budaya pacaran itu tak
di kenal dalam kamus ajaran
Islam.
Tidak ada itu.
Catet, ya!

Yakin deh,cinta itu bisa dikendalikan.yang tidak bisa itu adalah di matikan.
Ini memang urusan hati,jadi sejauh mana hati
kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak
dalam gairah jiwa muda kita.
Kita tetap harus tahu aturan main dalam Islam dan
wajib kita ketahui,bahwa
Islam tak pernah
mengekang umatnya.
Kalau pun ada aturan yang
menurut kita mengekang aktivitas kita,kita jangan salah paham,itu adalah
upaya Islam untuk
menyelamatkan umatnya.

Ya,,, itulah ‘risiko’ kita milih Islam yang tentu saja itu adalah pilihan
terbaik buat kita.
Lalu bagaimana langkah riil dalam mengendalikan
cinta?
Begini sahabat,hal
yang paling mendasar sebagai seorang muslim
kita tuh harus beriman kepada Allah SWT,dan
keimanan kepada Allah itu bukan cuma mengimani
keberadaan_Nya saja,yakni hubungan penciptaan
(shilatul kholqi),tapi
sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah
Allah (shilatul awaamir).
Dengan kata lain,wajib taat
terhadap apa yang telah di
tetapkan oleh Allah dan Rasul_Nya.

Firman Allah SWT: ” Dan tidaklah patut bagi laki-laki
yang mu’min dan
tidak (pula) bagi
perempuan yang
mu’min,apabila Allah dan Rasul_Nya telah
menetapkan
suatu ketetapan,akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka.
Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul_Nya maka sungguhlah dia telah sesat,sesat yang
nyata.” (Al-Ahzab:36).

Ketaatan kita itu akan menciptakan dinding yang
tebal agar kita tak tergoda untuk melihat atau
melakukan aktivitas yang
tak di perintahkan
oleh Allah dan Rasul_Nya.
Terus kita juga harus memahami bahwa perasaan cinta itu muncul
jika ada rangsangan dari
luar,maka langkah bijak dan logis adalah menutup
seluruh peluang yang bisa membuat kita tergoda untuk melakukannya.

Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-
pikiran kita tentang cinta
yang liar sehingga kita merasa “GATAL” bila tak
menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan
cinta kita.
Sebaliknya kita harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak
bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta
terhadap lawan jenis kita,olah raga atau full
ngurus pengajian,belajar DLL.
insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kita
untuk melakukan
pacaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar