Senin, 23 Juli 2012

Tips rasional berbelanja kebutuhan lebaran

Lebaran di depan mata. Belanja meningkat, itu sudah pasti. Tapi, bagaimana agar tidak kalap? Ingat, lebaran bukan segalanya. Insya Allah masih ada hari esok. Jangan sampai kita jadi orang bangkrut setelah pesta Idul Fitri usai. Nah, berikut ini ada beberapa tips untuk tetap rasional saat berbelanja kebutuhan lebaran:

1. Tulis anggaran pendapatan dan belanja lebaran (APBL).
Rinci secara detail, pendapatan gaji plus THR dan sumber pendapatan lain jika ada, berapa totalnya. Kemudian, rinci pula prediksi pengeluaran saat lebaran. Belanja fashion, kue, zakat, sedekah, ongkos mudik, termasuk kebiasaan memberikan bingkisan atau angpau pada kerabat. Semua harus rinci.

2. Buat skala prioritas.
Orang yang bijak belanja adalah yang mampu menetapkan prioritas kebutuhannya. Ketika mendapat THR misalnya. Ibarat rezeki nomplok, sebaiknya dimanfaatkan betul untuk pengeluaran yang sifatnya wajib. Seperti, melunasi utang yang tidak terbayar dengan gaji rutin. Memberi THR untuk pembantu maupun penjaga keamanan. Sisa dana lainnya untuk membeli barang-barang yang sifatnya wajib pula, seperti sembako.

3. Utamakan fungsi, bukan gengsi.
Belilah produk yang benar-benar dibutuhkan saja. Jangan tergoda membeli produk demi gengsi, padahal tak penting. Seperti membeli hiasan dinding untuk ruang tamu, toples kue mahal, mukena model terbaru padahal yang lama masih bisa difungsikan, dll.

4. Pertimbangan harga.
Ada harga, ada barang. Mungkin benar. Makanya, teliti sebelum membeli. Terutama terkait makanan-minuman, jangan asal murah, tapi halal dan tak kadaluarsa. Adapun belanja pakaian atau lainnya, produk berkualitas pun banyak yang dijual obral. Lebaran kerap menjadi momen bagi pusat perbelanjaan untuk cuci gudang. Tak ada salahnya dimanfaatkan, asal produk yang dibeli benar-benar dibutuhkan. Jadi, tak perlu gengsi memanfaatkan diskon, selama benar-benar masuk akal. Bukan diskon akal-akalan, yang harganya sudah dinaikkan dulu.

5. Jangan sering ke mal atau pasar.
Kebiasaan window shopping (melihat-lihat) di mal atau pasar, membahayakan isi dompet. Tadinya iseng, akhirnya terjebak juga untuk belanja. Jadi kalau tak perlu sekali untuk belanja, jangan sekali-kali menginjakkan kaki ke pusat perbelanjaan.

6. Awas termakan iklan!
Iklan menawarkan diskon ramai menghiasi halaman surat kabar, merangsang pembaca untuk mengeluarkan isi dompetnya. Untuk itu, jangan terbujuk iklan mentah-mentah. Apalagi bila produk dimaksud benar-benar tak dibutuhkan. Ingatlah, lebaran kali ini bisa jadi bukan terakhir. Tahun depan masih ada lebaran lagi. Jadi, jangan khawatir tak bisa lagi melampiaskan nafsu belanja, karena masih ada hari esok.

7. Sisakan untuk menabung.
Agar isi dompet tak mengalir semua, sisakan dana untuk menabung. Kalau perlu simpan di tempat yang sulit diakses. Misal di salah satu rekening kita, dimana kita tidak punya kartu ATM-nya. Dengan begitu tidak mudah untuk diambil. Tabungan ini berfungsi untuk safety. Terutama ketika pasca lebaran ada kebutuhan mendadak, semisal anggota keluarga sakit.
Nah, buat para ibu yang bertanggung jawab mengelola keuangan keluarga, memang dituntut kreativitasnya. Mengelola uang di saat lebaran memang membutuhkan kemampuan mengendalikan nafsu belanja. Selamat berbelanja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar