Lebaran di depan mata. Belanja meningkat, itu sudah pasti. Tapi,
bagaimana agar tidak kalap? Ingat, lebaran bukan segalanya. Insya Allah
masih ada hari esok. Jangan sampai kita jadi orang bangkrut setelah
pesta Idul Fitri usai. Nah, berikut ini ada beberapa tips untuk tetap
rasional saat berbelanja kebutuhan lebaran:
1. Tulis anggaran pendapatan dan belanja lebaran (APBL).
Rinci
secara detail, pendapatan gaji plus THR dan sumber pendapatan lain jika
ada, berapa totalnya. Kemudian, rinci pula prediksi pengeluaran saat
lebaran. Belanja fashion, kue, zakat, sedekah, ongkos mudik, termasuk
kebiasaan memberikan bingkisan atau angpau pada kerabat. Semua harus
rinci.
2. Buat skala prioritas.
Orang yang
bijak belanja adalah yang mampu menetapkan prioritas kebutuhannya.
Ketika mendapat THR misalnya. Ibarat rezeki nomplok, sebaiknya
dimanfaatkan betul untuk pengeluaran yang sifatnya wajib. Seperti,
melunasi utang yang tidak terbayar dengan gaji rutin. Memberi THR untuk
pembantu maupun penjaga keamanan. Sisa dana lainnya untuk membeli
barang-barang yang sifatnya wajib pula, seperti sembako.
3. Utamakan fungsi, bukan gengsi.
Belilah
produk yang benar-benar dibutuhkan saja. Jangan tergoda membeli produk
demi gengsi, padahal tak penting. Seperti membeli hiasan dinding untuk
ruang tamu, toples kue mahal, mukena model terbaru padahal yang lama
masih bisa difungsikan, dll.
4. Pertimbangan harga.
Ada
harga, ada barang. Mungkin benar. Makanya, teliti sebelum membeli.
Terutama terkait makanan-minuman, jangan asal murah, tapi halal dan tak
kadaluarsa. Adapun belanja pakaian atau lainnya, produk berkualitas pun
banyak yang dijual obral. Lebaran kerap menjadi momen bagi pusat
perbelanjaan untuk cuci gudang. Tak ada salahnya dimanfaatkan, asal
produk yang dibeli benar-benar dibutuhkan. Jadi, tak perlu gengsi
memanfaatkan diskon, selama benar-benar masuk akal. Bukan diskon
akal-akalan, yang harganya sudah dinaikkan dulu.
5. Jangan sering ke mal atau pasar.
Kebiasaan
window shopping (melihat-lihat) di mal atau pasar, membahayakan isi
dompet. Tadinya iseng, akhirnya terjebak juga untuk belanja. Jadi kalau
tak perlu sekali untuk belanja, jangan sekali-kali menginjakkan kaki ke
pusat perbelanjaan.
6. Awas termakan iklan!
Iklan
menawarkan diskon ramai menghiasi halaman surat kabar, merangsang
pembaca untuk mengeluarkan isi dompetnya. Untuk itu, jangan terbujuk
iklan mentah-mentah. Apalagi bila produk dimaksud benar-benar tak
dibutuhkan. Ingatlah, lebaran kali ini bisa jadi bukan terakhir. Tahun
depan masih ada lebaran lagi. Jadi, jangan khawatir tak bisa lagi
melampiaskan nafsu belanja, karena masih ada hari esok.
7. Sisakan untuk menabung.
Agar
isi dompet tak mengalir semua, sisakan dana untuk menabung. Kalau perlu
simpan di tempat yang sulit diakses. Misal di salah satu rekening kita,
dimana kita tidak punya kartu ATM-nya. Dengan begitu tidak mudah untuk
diambil. Tabungan ini berfungsi untuk safety. Terutama ketika pasca
lebaran ada kebutuhan mendadak, semisal anggota keluarga sakit.
Nah,
buat para ibu yang bertanggung jawab mengelola keuangan keluarga,
memang dituntut kreativitasnya. Mengelola uang di saat lebaran memang
membutuhkan kemampuan mengendalikan nafsu belanja. Selamat berbelanja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar