Orang sakit menyangka, bahagia terletak pada kesehatan!
Orang
miskin menyangka, bahagia terletak pada harta kekayaan!
Rakyat
jelata menyangka kebahagiaan terletak pada kekuasaan!
Orang biasa
menyangka bahagia terletak pada kepopuleran!
Dan sangkaan-sangkaan
lain..
Ada yang mengejar kebahagiaan pada tahta, pada
kekuasaan.
Beragam cara dia lakukan untuk merebut kekuasaan.
Sebab,
kekuasaan memang sebuah kenikmatan dalam kehidupan.
Dengan
kekuasaan seseorang dapat berbuat banyak.
Tapi, betapa banyak
manusia yang justru hidup merana dalam kegemilangan kekuasaan.
Dia
sama sekali tidak merasakan kebahagiaan, setelah kuasa di tangan.
Sebelum
memegang kuasa, senyuman sering menghiasai bibirnya.
Namun,
setelah kuasa di dalam genggaman, kesulitan dan keresahan justru
menerpanya, tanpa henti..
Sebagian orang mengejar
kebahagiaan pada diri wanita cantik atau pria gagah nan tampan.
Dia
menyangka setelah menikah dengan seorang wanita cantik atau pria gagah
nan tampan, maka dia akan bahagia.
Tapi, tak lama kemudian,
bahtera rumah tangganya kandas.
Di depan sorot kamera, tampak
mempelai begitu bahagia, bersanding wanita cantik atau pria gagah nan
tampan.
Namun, kecantikan dan ketampanan sering menjadi fitnah dan
kemudian membawa bencana.
Pujian yang bertabur dari umat manusia
tak membuatnya bahagia.
Sebagian orang mengejar
kebahagiaan dengan bekerja keras untuk menghimpun harta.
Dia
menyangka, bahwa pada harta yang berlimpah itu terdapat kebahagaiaan.
Maka,
setelah dia dapat, dia menjadi pecinta harta.
Toh, setelah harta
melimpah ruah, kebahagiaan itu pun tak kunjung menyinggahinya.
Harta
yang disangkanya membawa bahagia, justru membuatnya resah.
Hidupnya
penuh porblema.
Masalah demi masalah membelitnya.
Tak
jarang, harta justru membawa bencana.
Kadang, harta yang
ditumpuk-tumpuk, menjadi ajang konflik antar saudara dan keluarga…
Disini
Ada Bahagia..
Kondisi senantiasa bahagia dalam
situasi apa pun, inilah, yang senantiasa dikejar oleh manusia.
Manusia
ingin hidup bahagia. Hidup tenang, tenteram, damai, dan sejahtera.
Tapi,
apakah yang dimaksud bahagia?
Semua kenikmatan duniawi bisa
menjadi tangga yang mengantar kepada kebahagiaan. Semuanya adalah
sarana. Bukan bahagia itu sendiri.
Kebahagiaan adalah kondisi
hati, yang dipenuhi dengan keimanan, dan berperilaku sesuai dengan
keimanannya itu.
Hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.
Manusia-manusia
yang berilmu seperti inilah yang hidupnya bahagia dalam keimanan dan
keyakinan; yang hidupnya tidak terombang-ambing oleh setiap keadaan.
Dalam
kondisi apa pun, hidupnya bahagia, karena dia sudah mengenal Allah,
ridha dengan keputusan Allah, dan berusaha menyelaraskan hidupnya
dengan segala macam peraturan Allah yang diturunkan melalui utusanNya.
Dia
benar-benar menjadi hamba Allah.
Dalam kondisi apa pun, dalam
posisi apa pun, manusia semacam ini akan hidup dalam kebahagiaan.
Hidupnya
hanya mengacu kepada Allah, dan tidak terlalu peduli dengan reaksi
manusia terhadapnya.
Alangkah indah dan bahagianya hidup semacam
itu; bahagia lahir dan batin, dunia dan akhirat…(ustadz abdullah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar